Cherry Blossom Festival, Strawberry Festival dan Tulip Festival adalah beberapa festival tahunan yang selalu ditunggu oleh sebagian besar masyarakat Korea dan juga para turis manca negara yang ingin menikmati musim semi di negeri Gingseng ini. Korea menjadi negara seribu bunga pada musim ini.
Cherry Blossom Festival di Sintanjin, Danau Daecheonghosu, dan Yeouido
Tahun ini adalah kali ketiga saya dapat menikmati indahnya musim semi di negeri Gingseng Korea Selatan. Musim semi biasanya dimulai pada awal bulan April dan diakhiri pada akhir bulan Juni. Banyak sekali kegiatan maupun festival yang diselenggarakan baik oleh masyarakat setempat maupun pemerintah daerah untuk memeriahkan musim ini. Salah satu kegiatan yang selalu ditunggu adalah Cherry Blossom Festival. Di Korea Selatan pohon-pohon Cherry tidak mekar secara bersamaan. Masyarakat yang pertama kali dapat menikmati mekarnya pohon ini adalah masyarakat yang tinggal di pulau Jeju yang letaknya paling selatan kemudian disusul Busan, Daegu, Daejeon, Suwon, dan Seoul. Proses mekarnya pohon Cherry ini di seluruh Korea adalah sebulan tepatnya pada bulan April.
Namun demikian, mekarnya bunga ini tidak terlalu lama. Kurang lebih delapan hari bunga ini akan mekar dan rontok. Oleh sebab itu, jika Anda ingin menikmati indahnya Cherry Blossom ini, Anda harus benar-benar tahu kapan dan di kota apa bunga tersebut akan mekar di sini. Jinhae dan Gwanju adalah dua kota yang terletak di Selatan Korea Selatan. Setiap tahun jutaan turis dari luar Korea selalu berbondong-bondong datang ke dua kota ini untuk menikmati indahnya bunga Cherry. Biasanya pohon Cherry akan mekar pertama kali di kedua kota ini. Tahun ini saya tidak mengunjungi ke dua kota ini tetapi saya memilih pergi ke beberapa daerah baru di sekitar tempat tinggal saya, Daejeon dan kota Seoul.
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintanjin di kota Daejeon, kota terbesar kelima di Korea. Pada tahun ini bunga Cherry mekar antara tanggal 14-21 April 2012. Kota berpenduduk sekitar 1,3 juta orang ini menjadi begitu indah dengan mekarnya bunga ini. Ada beberapa tempat yang dapat dikunjungi di kota ini. Namun demikian yang paling terkenal adalah di Sintanjin tepatnya di depan KT & G building yang lokasinya sekitar 40 menit naik bus dari pusat kota Daejeon. KT & G adalah perusahaan rokok dan gingseng terbesar di Korea Selatan. Langit biru dan udara sangat cerah ketika saya berkunjung ke sana. Penduduk setempat sudah banyak yang berdatangan dengan keluarga mereka. Musim ini adalah musik piknik bagi keluarga Korea. Sambil menikmati bunga Cherry mereka mengelar tikar dan makan bersama dengan keluarga. Suasana bahagia terpancar jelas di wajah-wajah mereka.
Bunga-bunga Cherry yang berjumlah lebih dari 100 batang berjejer rapi membentuk seperti “terowongan” di sekitar halaman perusahaan ini. Banyak pasangan muda-mudi yang berjalan di sepanjang “terowongan” ini sambil bergandengan tangan. Sesekali mereka memotret untuk mengabadikan indahnya musim semi. Waktu yang sangat romantis bagi mereka. Jika Anda suka dengan fotografi, waktu yang paling tepat untuk mengambil gambar adalah pagi hari sebelum jam delapan. Biasanya pada saat ini belum banyak orang yang datang ke festival. Anda akan dapat leluasa memotret keindahan bunga-bunga ini.
Setelah selesai menikmati indahnya bunga Cherry di Sintanjin saya melanjutkan perjalanan ke danau Daecheonghosu yang berjarak sekitar 30 menit dari Sintanjin naik bus. Banyak orang Korea suka pergi ke tempat ini karena mereka ingin melihat pantulan warna bunga Cherry yang putih dengan warna air yang jernih di danau tersebut. Pemandangan seperti ini sungguh sangat luar biasa. Tidak hanya indah tetapi juga dapat membuat hati menjadi damai. Selain dapat melihat bunga Cherry, di sepanjang danau ini juga banyak terdapat bunga Magnolia. Bunga Magnolia ada berbagai warna tetapi warna putih adalah warna yang sangat mendominasi di sekitar danau ini. Warna bunga Magnolia yang putih dan warna langit yang biru begitu kontras. Hal ini menambah indahnya pemandangan di danau Daecheonghosu.
Seminggu setelah berkunjung ke Sintanjin dan danau Daecheonghosu saya pergi ke kota Seoul. Di kota ini banyak sekali tempat yang mengadakan Cherry Blossom Festival. Saya memilih berkunjung ke Yeouido, salah satu daerah di pusat kota yang menyelenggarakan festival ini. Sama dengan festival di kota lain, festival di Yeouido juga banyak dikunjungi oleh orang lain. Namun demikian karena letaknya di ibukota, saya banyak menjumpai turis asing di sini. Bunga-bunga ini membentang rapi di sepanjang jalan Yeouido. Ada mungin kurang lebih sekitar 1400 pohon. Di tempat ini saya juga banyak menjumpai orang tua Korea yang duduk dan mengobrol di bawah rindangnya pohon Cherry. Mereka benar-benar menikmati hangatnya musim semi.
Nonsan Strawberry Festival
Salah satu kegiatan lain yang menarik yang dapat dilakukan pada musim semi ini adalah berkunjung ke Nonsan. Nonsan adalah kota kecil berpenduduk kurang lebih 400 ribu yang terletak di sebelah selatan kota Seoul. Perjalanan ke kota ini dapat di tempuh sekitar dua jam naik kereta api dari kota Seoul. Setiap tahun kota ini sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan dan juga masyarakat Korea. Di kota inilah Strawberry Festival diadakan. Strawberry di kota ini sangat terkenal karena rasanya yang manis dan buahnya yang sangat besar. Tahun ini mereka mengelar festival yang keduabelas.
Nonsan Stawberry Festival diselenggarakan di pingir sungai tepat di tengah kota Nonsan. Ketika memasuki wilayah ini, yang terlihat adalah balon-balon Strawberry raksana dan juga stand-stand yang berjejer rapi di sepanjang sungai tersebut. Di samping stand-stand tersebut ada panggung besar tempat acara musik diadakan. Tujuan pertama saya adalah berkunjung di stand paling besar di depan pintu masuk festival. Di tempat tersebut para pengunjung dapat melihat sejarah festival dari yang pertama sampai terakhir; lokasi-lokasi dimana pohon-pohon Stawberry ditanam; serta produk-produk apa saja yang dapat dibuat dari buah Stawberry.
Nonsan Stawberry Festival diselenggarakan di pingir sungai tepat di tengah kota Nonsan. Ketika memasuki wilayah ini, yang terlihat adalah balon-balon Strawberry raksana dan juga stand-stand yang berjejer rapi di sepanjang sungai tersebut. Di samping stand-stand tersebut ada panggung besar tempat acara musik diadakan. Tujuan pertama saya adalah berkunjung di stand paling besar di depan pintu masuk festival. Di tempat tersebut para pengunjung dapat melihat sejarah festival dari yang pertama sampai terakhir; lokasi-lokasi dimana pohon-pohon Stawberry ditanam; serta produk-produk apa saja yang dapat dibuat dari buah Stawberry.
Sesudah itu, saya melanjutkan untuk berkeliling stand-stand yang lain. Stand yang paling banyak dikunjungi adalah face painting dimana orang-orang dapat mengambar buah Strawberry di wajah mereka serta perlombaan membuat roti tart dari Strawberry. Beberapa perusahaan makanan dan minuman juga ikut berpartisipasi dengan menjual produk-produk olahan Strawberry misalnya selai, jus, roti dan lain-lain. Nampak juga para pelukis yang sedang asyik mengambar para pengunjung.
Sebelum pulang, saya mendapat kesempatan untuk memetik buah Stawberry langsung dari kebunnya. Lokasi perkebunan dari tempat festival sekitar 15 menit naik bus. Para pengunjung yang ingin pergi ke sana dapat membeli tiket seharga KRW 10,000 atau sekitar Rp. 80,000. Harga tiket ini sudah termasuk tiket bis pulang pergi dari lokasi festival, makan buah Strawberry sepuasnya di kebun, dan membawa satu kotak buah Strawberry ke rumah.
Ada empat kebun yang disediakan panitia untuk memetik buah Stawberry. Saya dapat ke lokasi kedua. Sebelum pergi saya berpikir bahwa pohon Strawberry ini akan ditanam langsung di tanah seperti pohon ketela. Tetapi di lokasi ini sedikit berbeda. Pohon-pohon ini ditanam di dalam pot yang terbuat dari pipa. Pipa-pipa ini memanjang sekitar 50 meter. Pipa-pipa ini diberi penyangga dan terletak kurang lebih 50 senti meter dari tanah. Hal ini memudahkan bagi kami untuk memetik buah Stawberry. Kami hanya diberi waktu sekitar 30 menit untuk memetik buah Strawberry dan makan di kebun tersebut. Memang benar adanya bahwa buah Strawberry di daerah ini sangat manis dan besar-besar.
Everland Tulip Festival
Selain Cherry Blossom dan Strawberry Festival, hal lain yang menarik pada musim semi di Korea adalah diadakannya Tulip Festival di Everland, taman hiburan terbesar di Korea Selatan. Festival ini sudah ada dari tahun 1992 dan hanya diadakan pada musim semi saja. Lebih dari satu juta bunga tulip dengan berbagai jenisnya menutupi sebagian besar taman hiburan tersebut.
Everland terletak di kota Yongin, propinsi Gyeonggi-do. Dari Seoul ada bus langsung yang ke Everland. Harga tiket bus sekali jalan ke Everland dari Seoul sekitar KRW 2,000 atau Rp. 16,000 bisa ditempuh sekitar 50 menit. Harga tiket masuk ke taman hiburan ini sebesar KRW 40,000 atau Rp. 320,000. Anda dapat mengunakan semua fasilitas yang ada di taman hiburan ini. Kadang-kadang mereka juga memberikan potongan harga khusus kepada para pelajar atau warga negara asing.
Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di taman hiburan ini. Salah satu kegiatan yang menarik adalah berkunjung ke Secret Garden. Di taman ini para pengunjung dapat merasakan suasana musim semi lewat simbol-simbol atau kegiatan yang ada di taman tersebut. Selain itu para pengunjung dapat juga berkunjung ke Four Season Garden. Ini adalah tempat dimana bunga-bunga tulip berada. Memasuki taman ini suasana lain begitu saya rasakan. Ada rasa kagum saya dengan negara Korea. Bunga-bunga tulip bisa ditanam di Korea dan menjadi komoditas pariwisata di negara ini. Pikiran saya langung terbayang negara Indonesia yang kaya akan bunga. Apa jadinya jika taman ini dipenuhi bunga Anggrek dari Indonesia?
Saya mengamati keadaan di taman ini dan sesekali saya mendengar beberapa percakapan dalam bahasa Indonesia. Tenyata banyak sekali turis dari Indonesia yang menghabiskan musim semi di taman hiburan ini. Selain menyaksikan indahnya bunga-bunga ini, para pengunjung juga dihibur dengan berbagai jenis parade musik dan juga atraksi kesenian yang lain.
The Adventures of Bee Bee, Carnival Fantasy Parade, dan The Magician of Springadalah tiga kegiatan yang tidak boleh dilewatkan ketika mengunjungi Everland. Para pemain musik dengan pakaian warna-warni, para magician yang selalu tersenyum, dan juga para penari di Carnival Parade benar-benar menghibur dan membuat orang menjadi bergembira. Ini adalah Spitit lain yang dapat dirasakan oleh para pengunjung.
Sebelum pulang, saya sempatkan untuk membeli bunga tulip sebagai souvenir. Harganya sekitar KRW 2,000 (Rp. 16.000) untuk satu bunga dan KRW 4,000 (Rp. 32,000) untuk dua bunga. Mungkin bunga ini tidak akan bertahan lama, namun demikian bunga ini akan menjadi kenangan tersendiri bagi siapa saya yang pernah menghabiskan musim semi di Korea.
0 komentar:
Posting Komentar