Keindahan Matahari di Pantai Ggotji
Objek wisata tentu tak bisa dilepaskan dengan sudut-sudut indah yang biasa diburu oleh para fotografer. Di Korea Selatan, barangkali ada lebih dari selusin tempat eksotis yang sering menjadi jujugan para penghobi fotografi. Tetapi diantara yang banyak itu, ada satu tempat yang memesona banyak orang. Tempat itu bernama pantai Ggotji.
Keindahan utama pantai ini adalah saat matahari tenggelam diantara dua formasi batuan besar yang dikenal dengan Granny Rock dan Grandpa Rock. Batuan yang menjadi landmark dari pantai Ggotji ini
bukanlah batu biasa. Ada cerita atau legenda yang melatarbelakanginya yakni tentang istri seorang perwira komandan pangkalan di dinasti Shilla yang menjadi Granny Rock saat dia meninggal setelah menunggu suaminya dengan setia. Dinasti Shilla adalah salah satu dinasti dalam tiga kerajaan Korea (three kingdoms) yang menjadi salah satu dinasti terlama memerintah di dunia. Saat bersekutu dengan China, dinasti ini berhasil menaklukkan dua kerajaan lainnya yakni Baekje dan Goguryeo pada tahun 660 dan 668. Setelah berhasil menyatukan dua kerajaan itu, dinasti Shilla menjadi penguasa di sebagian besar wilayah Semenanjung Korea.
bukanlah batu biasa. Ada cerita atau legenda yang melatarbelakanginya yakni tentang istri seorang perwira komandan pangkalan di dinasti Shilla yang menjadi Granny Rock saat dia meninggal setelah menunggu suaminya dengan setia. Dinasti Shilla adalah salah satu dinasti dalam tiga kerajaan Korea (three kingdoms) yang menjadi salah satu dinasti terlama memerintah di dunia. Saat bersekutu dengan China, dinasti ini berhasil menaklukkan dua kerajaan lainnya yakni Baekje dan Goguryeo pada tahun 660 dan 668. Setelah berhasil menyatukan dua kerajaan itu, dinasti Shilla menjadi penguasa di sebagian besar wilayah Semenanjung Korea.
Atas dasar legenda tentang Granny Rock dan Granpa Rock tersebut, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke pantai yang indah ini. Saat matahari tenggelam suasana pantai mendadak berwarna jingga. Pantai yang tenang itu seperti disepuh emas, warnanya merona. Matahari tenggelam di pantai ini memang terlihat sangat sempurna. Tak heran jika Ggotji menjadi favorit para fotografer baik yang datang ke Korea karena semata-mata ingin meningkati pantai ini atau yang memang tak pernah merencanakan perjalanan kesini sebelumnya.
Pantai Ggotji berada di empat kilometer barat daya Anmyeon-eup. Anmyeon-eup berada di pulau Anmyeondo yang merupakan pulau terbesar keenam di Korea. Pulau ini dikelilingi 14 pantai serta pepohonan pinus. Anmyeondo juga memiliki hutan alam seperti hutan Mogamju.
Liburan ke Pulau Berbentuk Pentagon, Ulleungdo
Ulleungdo adalah sebuah pulau yang terletak di 92 km dari Dokdo Islet. Pulau ini terbuat dari serangkaian letusan gunung berapi. Puncak tertinggi dari pulau ini disebut Seonginbong Peak. Ada sebuah desa di sepanjang pantai pulau ini. Sedangkan di sisi utaranya terdapat sebuah kawah kaldera.
Ulleungdo sering disebut sebagai pulau misterius, namun begitu ia memiliki pesona dan keindahan yang luar biasa. Batuan, tebing, pantai dan air terjun bisa dengan mudah kita temui di pulau ini. itu sebabnya, Ulleungdo adalah tujuan yang ideal bagi para penghobi fotografi.
Saat mengunjungi pulau ini, mungkin Anda akan kesulitan melihat permukaan tanah. Ya, daratan di pulau ini sebagian besar merupakan tebing. Bebatuan menjadi panorama utama yang akan selalu kita lihat. Saat musim dingin, Ulleungdo adalah salah satu kawasan yang banyak sekali saljunya. Anda tentu sudah bisa membayangkan bagaimana keindahan musim dingin di pulau ini.
Sekitar setengah dari penduduk Ulleungdo bekerja di sektor industru perikanan. Sebenarnya, pertanian juga dikembangkan oleh masyarakat Ulleungdo. Seperti menanam jagung, kentang, gandum dan kacang-kacangan. Namun begitu kini yang lebih sering kita lihat adalah tanaman obat. Kawasan Ulleungdo tergolong cukup subur. Terlihat dari sedikitnya ada 650 jenis tanaman dan pohon yang tumbuh di tempat ini. Sedangkan hasil laut unggulan masyarakat Ulleungdo adalah cumi-cumi yang rasanya sangat enak.
Ada banyak panorama yang bisa kita kunjungi saat berlibur ke Ulleungdo dan sekitarnya. Seperti pulau Gwaneumdo, Samseon, Lion rock, dan beberapa sudut lainnya yang selama ini kerap dikunjungi oleh para wisatawan.
Jenis kendaraan yang bisa kita gunakan untuk mengunjungi Ulleung adalah kapal feri yang bisa kita naiki dari Pohang Ferry Terminal dan Mukho Ferry Terminal. Feri ke Dokdo Islet biasanya beroperasi sekali atau dua kali dalam sehari dengan jadwal yang mungkin saja bisa berubah tergantung musim dan kondisi cuaca.
Oya, kendati sering disebut dengan pulau misterius namun Ulleungdo mempunyai beberapa festival dan lomba yang rutin digelar. Ada festival cumi-cumi, kompetisi memancing, festival budaya Usan, Taeha Seonshangshindang Festival, festival salju dan masih banyak lagi.
Memandang Padang Rumput di Seopjikoji
Mungkin di Jeju-lah satu-satunya pulau yang setiap sudutnya menjanjikan keindahan. Kali ini Anda akan diajak untuk melihat lebih dekat Seopjikoji yang memiliki panorama memesona.
Saat kita menginjakkan kaki ke Seopjikoji, Anda akan disambut dengan sebuah padang rumput yang luas. Saat msuim semi tiba, padang rumput ini berwarna hijau kekuningan. Sedangkan pada musim gugur, rumput berubah warna menjadi kecoklatan. Luasnya padang rumput ini hingga banyak yang menyebutkan sebagai lautan terbuka. Benar-benar tidak ada satupun pohon yang tumbuh disini, yang akan kita lihat adalah ruang terbuka yang sangat luas.
Suasana Seopjikoji akan semakin syahdu, saat angin tiba-tiba menerpa wajah Anda. Di Seopjikoji berdiri sebuah menara mercusuar dan kapel yang indah. Beberapa wisatawan yang datang ke Jeju selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi kapel serta mercusuar ini. Dari tempat ini, Seopjikoji tampak lebih indah. Bahkan konon, suasana di kapel dan mercusuar ini sangat romantis, cocok untuk pasangan yang sedang memadu kasih atau pengantin baru yang sedang menikmati bulan madu.
Dari mercusuar ini kita bisa melihat seluruh Seopjikoji dan garis pantai dengan hiasan kapal yang hilir mudik. Pemandangan indah Seopjikoji lantas mengilhami beberapa sutradara film untuk mengambil beberapa gambarnya dengan lokasi syuting di Seopjikoji. Salah satu yang paling terkenal adalah drama Korea berjudul “All In”. All In dibintangi oleh Lee Byung-hun dan bintang sedang naik daun Song Hye-gyo. Film ini bercerita tentang In-ha (Lee Byung-hun) yang sejak kecil menjadi yatim piatu yang kemudian menjadi seorang pemimpin sebuah gangster. Hingga pada suatu saat daerah kekuasan gangster pimpinannya terganggu dengan seorang lintah darat bernama Choi Doo-hwan. Dengan aneka konflik yang terjadi, tibalah saat In-ha akan menghadang putra Choi Doo-hwan, bernama Ji-Sung. Saat mereka terlibat pertengkaran, tanpa disangka bertemu dengan Soo-Yun (Song Hye-gyo). Keduanya lantas jatuh cinta pada gadis yang sama. Disinilah drama percintaan ini bergulir mengaduk-aduk emosi penonton. Beberapa lokasi yang digunakan syuting drama tersebut adalah kapel, biara dan tempat penitipan anak.
Seopjikoji juga mampu menarik minat para penghobi fotografi untuk datang dan mengabadikan setiap sudut keindahan di kawasan ini. Agar sampai ke tempat ini, Anda bisa menumpang bus antar kota dari Seogwipo Intercity Bus Terminal. Pilihlah bus yang melewati rute Il-ju ke arah timur dan turunlah di Seongsan-eup. Perjalanan ini mungkin akan membutuhkan waktu hingga 1 jam 20 menit. Sesampainya di Seongsan-eup, perjalanan Anda lanjutkan dengan menumpang taksi dengan waktu tempuh skitar 5-10 menit saja.
Mengeksplorasi Kawasan Rawa Nan Indah, Upo Marsh
Rawa ini bukan rawa biasa. Upo Marsh banyak dikagumi wisatawan karena keindahannya. Bagi Anda yang menyukai foto – foto alam, Upo Marsh adalah tempat yang wajib Anda kunjungi. Dijamin tidak akan kecewa dan akan terpesona dengan panorama alam taman ekologi yang terletak di Changnyeong, Gyeongsangnam-do, Korea Selatan ini.
Kawasan Upo Marsh ini memiliki lapisan humus yang sangat tebal, dibentuk oleh pengurai bahan organik alias sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Itu sebabnya Upo Marsh disebut dengan museum hidup sejarah alam. Upo Marsh terdiri dari empat zona yang berbeda yakni Upo, Sajipo, Jjokjibeol dan Mokpo. Masing-masing zona memiliki rute eksplorasi seluas 2 hingga 4 km. Rawa yang bernama “Upo” ini jika dilihat dari atas bentuknya seperti sapi jantan. Kedalaman rata-rata rawa hanya berkisar 1-2 meter namun uniknya ia merupakan habitat dari 1000 varietas kehidupan, termasuk 160 jenis burung dan 28 jenis ikan.
Pada tahun 1997, Upo ditetapkan sebagai zona ekologi yang dilindungi. Pada tahun 1998, Upo menjadi salah satu lahan basah (wetland) yang dilindungi oleh Konvensi Ramsar (Convention on Wetlands of International Importance especially as Waterfowl Habitat). Upo juga menjadi tuan rumah Ramsar Wetland Convention Meeting pada tahun 2008 lalu.
Mengunjungi Upo pada musim-musim yang berbeda, artinya Anda juga akan mendapatkan panorama yang berbeda pula. Saat musim semi, rawa berwarna kehijauan. Sedangkan saat musim panas berganti nuansa dengan warna-warni bunga liar yang bermekaran. Saat musim gugur tiba-tiba, hamparan rawa ini akan ditumbuhi rerumputan yang berbentuk seperti ilalang berwarna kecoklatan. Suasana rawa ini berubah menjadi serba putih saat musim dingin tiba dengan selimut saljunya.
Para penghobi fotografi biasanya berbondong-bondong datang ke Upo Marsh saat musim panas. Rawa ini seolah tidak terlihat karena tertutup dengan tanaman air. Sebuah pemandangan yang sayang untuk dilewatkan. Suasana Upo Marsh bertambah magis saat kabut menyelimuti kawasan ini. Jika Anda ingin mengabadikan seluruh keindahan kawasan ini, naiklah ke sebuah dek observasi yang membuat kamera Anda bisa menyapu semua panorama yang ada. Ruang observasi ini juga dilengkapi dengan teleskop yang memungkinkan kita bisa melihat berbagai tumbuhan dan hewan dengan jelas. Pengelola Upo Marsh juga memiliki paket bersepeda mengelilingi kawasan ini. Sebuah paket wisata yang menggiurkan.
Untuk mengunjungi Upo Marsh Anda harus membayar tiket masuk seharga 2000 Won untuk pengunjung dewasa, 1.500 Won untuk remaja dan 1000 Won untuk anak-anak. Upo Marsh bisa dicapai dengan naik bus jurusan Yibang-myeon dari Changryeong Intercity Bus Terminal dan turun di Somoak Jangjae Village. Sesampainya disana berjalanlah sekitar 5 menit menuju tanda yang bertuliskan Green Upo’s Friend.
indahya panorama Korea selatan, saya juga suka tuh lihat soal wisata korea melalui fanpage : Korea Tourism Organization Indonesia
BalasHapus